Senin, 27 Maret 2017

Sensasi Fenomena Alam di Kota Pontianak

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang mempunyai 34 provinsi dengan Keindahan geografi, keunikan budaya, dan dilintasi garis khatulistiwa, tepatnya di Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat.

Kota yang mempunyai keunikan fenomena saat bayangan benda terhadap matahari menghilang.

Fenomena itu dikenal dengan istilah kulminasi matahari, yang terjadi setiap setahun dua kali pada 21-23 Maret dan 21-23 September. Menurut para ahli, titik kulminasi matahari merupakan fenomena alam ketika matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari tepat berada di atas kepala sehingga bayangan benda-benda di permukaan bumi tidak tampak. Kulminasi matahari juga menghasilkan gaya gravitasi yang cukup kuat sehingga bisa membuat telur berdiri tegak di titik nol derajat.

Keunikan fenomena alam ini sering dijadikan momen digelarnya serangkaian kegiatan budaya yang dipadukan dengan ilmu pengetahuan (Iptek). Salah satu kegiatan yang digelar adalah lomba mendirikan telur yang tepat dilakukan saat matahari dalam posisi tegak lurus di pusat titik equator yakni mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 12.30 WIB.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak pun mengemas fenomena unik itu menjadi acara Pesona Kulminasi Matahari yang diselenggarakan pada tanggal yang sama setiap tahunnya di Tugu Khatulistiwa.

Sejarah mengenai pembangunan tugu ini juga dapat dibaca ketika berkunjung ke monumen Khatulistiwa pada catatan yang terdapat di dalam gedung.

Dalam catatan tersebut terdapat beberapa point yang disebutkan bahwa, Berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch- Indië : Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak garis Equator di kota Pontianak dengan konstruksi dengan pembangunan Tugu pertama pada tahun 1928 yang berbentuk tonggak dengan anak panah.

Kemudian disempurnakan pada tahun 1930 dengan bentuk tonggak dengan lingkarang dan anak panah.

Selanjutnya dibangun kembali pada tahun 1938 dengan penyempurnaan oleh opzicter / architech Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat pada bagian dalam.

Dan terakhir pada tahun 1990, Tugu Khatulistiwa direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya. Dan di resmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat Parjoko Suryokusumo pada tanggal 21 September 1991.

Pada bulan Maret 2005, Tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan koreksi untuk menentukan lokasi titik nol garis khatulistiwa di Kota Pontianak. Koreksi dilakukan dengan menggunakan gabungan metode terestrial dan ekstraterestrial yaitu menggunakan global positioning system (GPS) dan stake-out.

Hasil pengukuran oleh tim BPPT dari data wikipedia menunjukkan, posisi tepat Tugu Khatulistiwa saat ini berada pada 0 derajat, 0 menit, 3,809 detik lintang utara; dan, 109 derajat, 19 menit, 19,9 detik bujur timur.

Sementara, posisi 0 derajat, 0 menit dan 0 detik ternyata melewati taman atau tepatnya 117 meter ke arah Sungai Kapuas dari arah tugu saat ini. Di tempat itulah kini dibangun patok baru yang masih terbuat dari pipa PVC dan belahan garis barat-timur ditandai dengan tali rafia.

Mengenai posisi yang tertera dalam tugu (0 derajat, 0 menit dan 0 detik lintang, 109 derajat 20 menit, 0 detik bujur timur), berdasarkan hasil pelacakan tim BPPT, titik itu terletak 1,2 km dari Tugu Khatulistiwa, tepatnya di belakang sebuah rumah di Jl Sungai Selamat, kelurahan Siantan Hilir.


Bagi anda yang penasaran ayo berkunjung ke kote kite tercinte Pontianak Kalimantan Barat.


0 komentar:

Posting Komentar