Rabu, 26 April 2017

Perihal #GombalinAhok






Sumber: 


Hujan begitu deras mengguyur ibu kota sore ini, driver ojek online pun sepertinya juga tak mengindahkan para penumpang, otak jahatkupun mendukung membuat enggan untuk berangkat kuliah.

Beberapa menit kemudian dapatlah driver yang mau mengantarku ke stasiun tanah abang.

"Ah nanti bakal lewat depan Balai Kota, aku ingin memastikan kebenaran karangan bunga untuk Pak Ahok yang banyak diberitakan hari ini", celoteh dalam hatiku ditengah perjalanan.

Dan ternyata benar, disepanjang jalan Medan Merdeka Selatan itu dipenuhi dengan karangan bunga.
Aku coba untuk mencari celah memastikan tulisan pada karangan bunga tersebut untuk siapa.

"Wah kok banyak sekali karangan bunga disini pak?, Tanyaku pada driverku.

"Itu ucapan selamat buat pak anis mbak"

"Ah bukan pak, itu ucapan terimakasih untuk Pak Ahok" sanggahku membenarkan apa yang telah aku lihat.

Terimakasih Pak Ahok atas kerja kerasnya membangun Jakarta ; Ibu-ibu Majlis Ta'lim Assa'adah
Pak Ahok We Love You ; PT. Sup***
Terimakasih Pak Ahok & Djarot atas Peluh Keringat yang Tercurah untuk Jakarta ; Dari kami yang patah hati dtinggal saat lagi sayang-sayangnya.

Kira-kira begitulah sekilas yang kubaca ditengah perjalananku menuju stasiun tanah abang.

"Banyak sekali ya yang bersedih terhadap kekalahan pak Ahok, ucapku dengan nada berdecak kagum melihat bunga-bunga mawar disepanjang jalan.

"Ah itu dukungan bohongan mbak, itu setingan. Lontar driver gojekku yang ternyata menyanggah dengan pernyataanku sebelumnya.

"Tapi bapak merasakan juga kan perubahan Jakarta yang lebih baik?

Iya sih mbak, tapi Ahok bukan cuma salah kata mbak, dia itu di suruh untuk melecehkan ayat Qur'an.
Ahok itu sengaja mbak dikalahkan, itu semua permainan PDIP, lanjutnya menjelaskan.

Macet dan gerimispun menjadi pelengkap menambah kekhawatiranku telat masuk kuliah, hingga membuatku enggan untuk berkomentar.

Sampailah aku di krl tujuan Tanah Abang - Pondok Ranji, dan beruntung kali ini bisa duduk sembari membaca buku untuk bahan materi hari ini.

"Eh bu wind kirim dong foto yang tadi", komentar ibu-ibu setengah baya yang duduk disampingku.

"Iya nanti saya kirim fotonya, ternyata banyak juga ya yang mengirimkan karangan bunga untuk Pak Ahok, padahal dia kalah.

Eh bu! Udah pernah ke kalijodo gak?

"Belum sempat jeng, katanya sudah tidak bersih lagi ya?"

"Iya bu, sudah dipenuhi sama pedagang jalanan, tuh kan liat saja bu Jakarta bakal lebih buruk lagi dipimpin sama pak Anis."

Sebagai Mahasiswa yang manis aku mencoba untuk meluruskan yang di bicarakan oleh ibu-ibu yang duduk disampingku itu.

"Bu... Tidak boleh pesimis begitu, Pak Anis belum juga dilantik, masih terlalu pagi untuk menagih janji-janji manisnya.

Tapi mbak, dia itu jadi Mendikbud aja dipecat, ya gimana mau mengurusi Jakarta yang begitu banyak PR nya ini?

"Kan butuh waktu bu untuk mewujudkannya, menepati janji itu tidak mudah bu, butuh usaha dan perjuangan, tapi kalau dia pura-pura lupa sama janjinya, ya pasti dia akan menjadi mantan yang buruk untuk dikenang".

"Hahahahahahaa....

"Mbak pernah jadi korban janji siapa? Kok bahasanya puitis sekali?",

Sesaat lagi anda akan tiba di Stasiun Pondok Ranji.

Peringatan dari Commuter Line mengingatkan bahwa tujuanku sudah tiba.

By the way, ada yang bisa jawab atau berkomentar dari ceritaku ini??

Yuuukk mari kita tertawa saja, jangan dibawa pusing.

0 komentar:

Posting Komentar